Pengolahan Keripik dan Kandungan Gizi Belut
Tidak asing lagi bagi kita untuk mengenali binatang yang satu ini, bentuknya panjang, licin dan tidak memiliki sisik seperti kebanyakan ikan-ikan lainnya. ya itulah Belut.
Hidup binatang ini pun berbeda dengan ikan yang kebanyakan hidup berenang di dalam air, binatang ini hidup di dalam lumpur dan banyak keluar di malam hari.
Rasanya yang gurih dan penuh gizi membuat belut dan sidat tak hanya diminati masyarakat di dalam negeri, tapi juga luar negeri sehingga banyak masyarakat yang ternak atau budidaya belut. Selain sebagai sumber protein yang dianggap sebagai peningkat stamina, belut dan sidat juga diyakini dapat meningkatkan kesehatan dan kekenyalan kulit; menormalkan tekanan darah; mencegah penyakit mata; menguatkan daya ingat serta membantu mencegah hepatitis.
Di luar negeri, sentra belut dan sidat terpusat di Taiwan, Jepang, Hongkong, Perancis dan Malaysia, sedangkan sentra belut di Indonesia berada di daerah Yogyakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat.
Kandungan Gizi Belut
Belut memiliki kandungan gizi yang cukup baik bagi kesehatan manusia yaitu sebagai sumber energi dan sumber protein.
Nilai energi belut 303 kkal/ 100 gr, lebih tinggi dibandingkan dengan nilai energi telur dan daging sapi yang hanya mencapai 162 kkal/100 gr dan 207 kkal/100gr. Sementara itu, kandungan protein belut sekitar 18,4 g/100 gr, lebih tinggi dibandingkan dengan telur yang hanya 12,8 gr/100 gr.
Protein pada belut juga kaya akan beberapa asam amino yang memiliki kualitas baik seperti Leusin dan isoleusin merupakan asam amino esensial yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan anak-anak dan menjaga kesetimbangan nitrogen pada orang dewasa, selain itu juga berguna untuk perombakan dan pembentukan protein otot
Pengolahan Keripik Belut
Belut dapat diolah dalam berbagai bentuk makanan yang banyak diminati oleh masyarakat seperti, sate belut, keripik belut, sambel belut dan lainnya. Salah satu pengolah belut yang cukup sukses di Kota Sleman adalah Ibu Warty yang telah menekuni pengolahan keripik belut sejak tahun 2001. Dalam 1 minggu, usaha pengolahan keripik belut ini mampu menghabiskan bahan baku sekitar 800-1000 kg.
Bahan baku belut segar dipasok dari wilayah Lumajang, Bojonegoro dan Malang. Harga pembelian belut dari pemasok sekitar Rp. 17.000,-/ kg. Dalam proses pengiriman biasanya terjadi penyusutan volume berat sekitar 50 kg. Menurutnya, proses pengolahan keripik belut dimulai dari pembersihan belut dengan cara membuang kotorannya, kemudian dilakukan pencucian serta perendaman belut sekitar 30 menit.
Setelah perendaman belut ditiriskan dan dicampur dengan adonan yang telah dibumbui dengan bawang putih, ketumbar, daun jeruk, garam, telur dan kemiri. Setelah pencampuran adonan, belut digoreng sekitar 30 menit dan kemudian dilakukan pengepakan.
Kemasan keripik belut terbagi menjadi 3 yaitu ukuran ¼ kg dengan harga Rp. 14.000,-; ukuran ½ kg dengan harga Rp. 25.000,-; dan kemasan 1 kg dengan harga Rp. 50.000,-. Melalui merek dagang Citra rasa, keripik belut telah dipasarkan ke beberapa wilayah sekitar pasar Godean Yogyakarta, Lampung, Bali, Magelang dan Jakarta.
Untuk meningkatkan penjualan keripik belut, Ibu Warty melakukan promosi usahanya dengan mengikuti pameran yang diadakan oleh pemerintah maupun swasta salah satunya adalah Pekan Raya Jakarta. Rumah makan dengan menu belut selain dijadikan keripik, belut juga dijadikan sebagai menu utama di sebuah rumah makan di Kabupaten Bantul yaitu sambel belut.
Rumah makan sambel belut Pak Sabar, dalam satu hari dapat menghabiskan sekitar 15-20 kg belut segar yang dipasok dari Klaten dan Kulon Progo.
Pelanggan rumah makan ini kebanyakan datang dari luar Kampung yaitu Kota Yogyakarta,Sleman, Magelang, Tasikmalaya, bahkan Jakarta. Di warung “Pak Sabar”, sambal belutnya tampil beda, belut berukuran besar goreng, diambil dagingnya kemudian dilumat dengan sambal kencur yang membuat rasanya menjadi lebih gurih.
Baca Juga : Tempat Kuliner Malam di Jogja yang Enak dan Legendaris
Sisa-sisa bagian tulang/durinya digoreng dengan tepung sampai kering yang disebut rempeyek belut. Kota Yogyakarta memang selalu menampilkan kejutan-kejutan menyenangkan bagi penggemar wisata kuliner.