Pengertian Infertilitas, Penyebab, dan Faktor Resikonya
Infertilitas dapat diartikan sebagai ketidakmampuan untuk hamil setelah berhubungan seks tanpa kondom secara teratur (Kemandulan). Infertilitas merujuk pada ketidakmampuan biologis seseorang untuk memberikan kontribusi terhadap konsepsi (pembuahan), atau jika seorang perempuan tidak mampu hamil dalam jangka waktu yang lama.
Di berbagai negara infertilitas berarti apabila pasangan suami istri gagal untuk hamil setelah 12 bulan melakukan hubungan suami istri secara rutin tanpa menggunakan alat kontrasepsi.
Penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengah kasus infertilitas merupakan kondisi yang di alami perempuan, sedangkan sisanya disebabkan oleh salah satu gangguan sperma dan faktor lain yang tidak dikenal. Menurut TheMayo Clinic, Amerika Serikat:
- Sekitar 20% dari kasus infertilitas disebabkan pada manusia.
- Mulai dari 40% sampai 50% dari kasus infertilitas disebabkan oleh wanita.
- Sekitar 30% sampai 40% dari kasus infertilitas disebabkan oleh kedua pasangan (pria dan wanita).
Table of Contents
Pengertian infertilitas
Menurut kamus medis Medilexicon, infertilitas adalah “Hilangnya kemampuan atau tidak bisa menghasilkan keturunan, baik oleh laki-laki atau perempuan, tidak dapat diubah sebagaimana kemandulan.”
Menurut Departemen Kesehatan Amerika Serikat, sekitar 10% sampai 15% dari pasangan di Amerika Serikat tidak subur – yang berarti mereka tidak juga hamil setelah setidaknya satu tahun rutin berhubungan seks tanpa kondom.
Banyak kasus infertilitas yang dapat diobati. Infertilitas dapat dikarenakan penyebab tunggal pada salah satu pasangan atau bisa juga hasil dari kombinasi beberapa faktor.
Kemungkinan untuk hamil dalam waktu satu tahun
Di Eropa, Amerika Utara dan sebagian besar dunia, sekitar 85% dari pasangan suami istri akan hamil dalam waktu satu tahun jika mereka memiliki hubungan seks tanpa kondom dan teratur. Sementara di Inggris rata-rata persentasenya adalah sebagai berikut (National Health Service):
- 20% akan hamil dalam waktu satu bulan
- 70% akan hamil dalam waktu enam bulan
- 85% akan hamil dalam waktu 12 bulan
- 90% akan hamil dalam waktu 18 bulan
- 95% akan hamil dalam waktu 24 bulan
Oleh Sebab itu, para dokter di Inggris biasanya tidak akan mendiagnosa seorang pasangan dengan infertil hingga 24 bulan berlalu setelah berhubungan seksual tanpa kondom secara rutin. Kebanyakan orang akan berkunjung ke dokter umum saja jika tidak ada kehamilan dalam waktu 12 bulan mencoba.
Menurut National Health Service, Inggris, pasangan yang telah mencoba untuk hamil selama lebih dari tiga tahun memiliki kesempatan 25% maksimum hamil selama 12 bulan berikutnya jika mereka terus mencoba.
Penyebab Infertilitas Pada Wanita
1. Rusak / Tersumbatnya Tuba Falopi
Kerusakan pada tuba falopi ini disebabkan oleh salpingitis (peradangan pada tuba falopi). Selain menyebabkan wanita susah hamil, salpingitis juga bisa menjadi penyebab kehamilan di luar kandungan (kelahiran ektopik). PMS (penyakit menular seksual) klamidia dapat menyumbat saluran tuba falopi sehingga menyulitkan keluarnya sel telur. Sekitar 70% penyumbatan pada tuba falopi disebabkan oleh infeksi klamidia ini.
2. Endometriosis
Pengertian endometriosis adalah terjadinya pertumbuhan abnormal jaringan implan di luar uterurs, yang secara normalnya hanya tumbuh di uterus. Endometriosis juga dapat menghalangi proses konsepsi dan perlekatan embrio di dinding uterus.
3. Adanya Kelainan Hormon
Kuranya hormon lutein dan hormon perangsang folikel dapat menyebabkan sel telur tidak dapat dilepaskan sehingga menghambat terjadinya ovulasi. Kelainan kelenjar hipotalamus – pituitari juga menyebabkan anomali hormonal yang mengalangi ovulasi.
4. Tumor Pituitari
Tumor yang biasanya jinak ini mampu merusak sel-sel pelepas hormon di kelenjar pituitari, menyebabkan siklus menstruasi pada wanita terhenti atau menurunnya produksi sperma pada pria.
5. Kelebihan Prolaktin (Hiperprolaktinemia)
Prolaktin adalah hormon yang berfungsi merangsang produksi ASI. Kelebihan hormon prolaktin dapat menyebabkan ovulasi terganggu. Bila seorang wanita mengeluarkan banyak ASI meskipun tidak sedang menyusui, ia kemungkinan menderita penyakit hiperprolaktinemia.
6. PCOS (Polycystic Ovary Syndrome)
Sindrom yang sering ditandai dengan banyaknya kista ovarium dan produksi hormon ekstrogen yang berlebih, terutama testosteron. Akibatnya, sel telur sulit matang dan terjebak di folikel sehingga wanita dengan PCOS seringkali tidak berovulasi.
7. Menopause Prematur
Menopause prematur dapat terjadi bilamana wanita berhenti menstruasi dan folikel ovariumnya menyusut sebelum memasuki usia 40 tahun. Kelainan ini sering dipicu oleh radioterapi, kemoterapi, merokok, dan kelainan imunitas.
8. Tumor Rahim (Uterine Fibroids)
Uterine Fibroids Merupakan tumor jinak yang tumbuh di dinding rahim, sering ditemukan pada wanita berusia 40-30 tahun. Tumor ini dapat menyebabkan ketidaksuburan jika menghalangi tuba falopi dan perlekatan telur yang sudah dibuahi di dinding rahim.
9. Adesi (Adeshion)
Adhesion atau adesi adalah sekelompok jaringan skar yang saling berkait sehingga menyatukan dua permukaan organ yang seharusnya saling terpisah. Adesi yang melibatkan tuba falopi karena infeksi, atau pembedahan bisa menjadi penghalang berfungsinya ovarium dan tuba falopi.
10. Kelainan Kelenjar Tiroid
Kelainan kelenjar tidoid ini dapat menyebabkan kelebihan atau bahkan kekurangan hormon tiroid yang mengacaukan siklus menstruasi.
11. Kelainan Anatomi Bawaan
Kelainan bawaan pada organ reproduksi juga dapat menjadi penyebab infertilitas. Mullerian Agenesis ditandai dengan tidak berkembangnya vagina atau rahim. Wanita dengan kelainan ini masih dapat punya anak melalui bayi tabung menggunakan rahim wanita lain.
12. Merokok
Merokok sebagaimana diketahui dapat membahayakan ovarium dan mengurangi jumlah dan kualitas sel telur. Riset menunjukkan wanita perokok cenderung mengalami menopause lebih dini.
13. Stres
Neurotransmiter bekerja di kelenjar hipotalamus untuk mengendalikan hormon-hormon reproduksi dan juga stres. Tingkat hormon stres yang terlalu tinggi akan mengganggu sistem reproduksi.
14. Terlalu Kurus atau Terlalu Gemuk
Wanita dengan berat badan berlebih / kegemukan, merupakan salahsatu yang menjadi penyebab infertilitas dengan berbagai jenis. Salasatunya adalah PCOS (Policystic ovarian sydrome) sering terjadi pada wanita yang kegemukan. Sementara wanita yang terlalu kurus, semisal para atlet maraton atau penderita anorexia, dapat kehilangan fungsi reproduksi mereka.
15. Faktor Lingkungan
Polusi herbisida, pestisida, limbah industri serta polusi berbahaya lainnya dapat berpengaruh secara langsung terhadap kesuburan. Phtalate, zat kimia untuk melunakkan plastik, diduga dapat mengganggu fungsi hormon-hormon pada tubuh.
Lalu apa saja faktor resiko untuk Infertiltias?
Dalam dunia kedokteran, faktor resiko adalah hal-hal yang dapat meningkatkan penyebab suatu kondisi tertentu, seperti penyakit dan gejala penyakit. Contohnya, orang yang kelebihan berat badan (obesitas) lebih rawan terkena serangan diabetes tipe 2 dibandingkan dengan orang dengan berat badan normal. Karena itu, obesitas merupakan faktor resiko untuk diabetes tipe 2.
Baca Juga : Penyebab Janin Tidak Berkembang dan Solusinya
Faktor Resiko Infertilitas
Berikut ini beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan Infertilitas pada pasangan suami istri:
Usia – kesuburan seorang wanita mulai menurun setelah berumur sekitar 32 tahun dan terus berlanjut. Sedangkan seorang pria dengan usia 50 tahun biasanya kurang subur dibandingkan pria berumur 20-an (kesuburan pria semakin turun setelah usia 40).
Merokok – merokok secara signifikan dapat meningkatkan resiko kemandulan, baik pada pria maupun wanita. Merokok juga dapat merusak efek dari pengobatan kesuburan. Bahkan saat seorang wanita dalam keadaan hamil, jika merokok, mereka memiliki resiko lebih besar mengalami keguguran.
Konsumsi alkohol – kehamilan seorang wanita serius dipengaruhi oleh besarnya jumlah konsumsi alkohol. Kecanduan alkohol juga dapat menurunkan kesuburan dan jumlah sperma pada pria. Meskipun konsumsi alkohol sedang belum menunjukkan kesuburan yang lebih rendah pada laki-laki kebanyakan, namun diperkirakan kesuburan yang lebih rendah pada pria dikarenakan jumlah sperma yang rendah.
Obesitas (kelebihan berat badan) – Di negara maju, kelebihan berat badan/obesitas dan gaya hidup ‘sedentary’ ditemukan sebagai penyebab utama infertilitas wanita. Sedangkan seorang pria dengan berat badan lebih memiliki resiko mengalami produksi sperma yang tidak normal.
Gangguan pola makan – Wanita dengan berat badan berlebih sering diakibatkan oleh gangguan pola makan tidak teratur yang berpengaruh langsung terhadap kesuburan.
Vegetarian – Jika anda adalah seorang vegetarian ‘tulen’, anda harus memastikan asupan zat besi, asam folat, zinc dan vitamin B-12 cukup memadai. Jika tidak demikian, kesuburan anda mungkin akan terpengaruh.
Olahraga Berlebih – seorang wanita yang melakukan latihan ‘berat’ selama lebih dari tujuh jam setiap minggunya dapat mengalami masalah ovulasi.
Kurang Olahraga – Pola hidup sedentary (kurang dalam aktivitas fisik) kadang-kadang dihubungkan langsung dengan kesuburan yang rendah baik pada pria maupun wanita.
Infeksi menular seksual(IMS) – Penyakit menular seksual dapat merusak tuba falopi serta membuat buah zakar pria tersebut mengalami peradangan. Sejumlah IMS lain juga menyebabkan infertilitas.
Bahan kimia – Sejumlah pestisida, herbisida, logam (timah) dan bahan pelarut buatan telah dikaitkan dengan masalah kesuburan baik pada pria maupun wanita.
Baca Juga : 9 Tips Agar Segera Hamil
Stres – studi menunjukkan bahwa ovulasi pada wanita dan produksi sperma pada pria dapat dipengaruhi oleh tekanan mental (stres). Jika setidaknya satu pasangan mengalami stres, akan berdampak pada kurangnya frekuensi hubungan seksual pasangan, sehingga kesempatan terjadinya konsepsi juga sangat rendah.