Mengenal Teknologi Modifikasi Cuaca yang Jadi Pengganti Pawang Hujan di Sirkuit Mandalika
Teknologi modifikasi cuaca (TMC) menggantikan pawang hujan di ajang MotoGP di Sirkuit Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 18-20 Maret 2022.
Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menuturkan tidak lagi menggunakan jasa pawang hujan dalam rapat dengan Komisi X DPR. Ia menambahkan, persiapan MotoGP Mandalika sudah siap 100%, namun masih perlu mengantisipasi cuaca.
Karena itu, ia berharap teknologi modifikasi cuaca yang disiapkan oleh pemerintah dapat mencegah hujan lebat di Sirkuit Mandalika.
"Memang ini yang terus kita upayakan, namanya teknologi modifikasi cuaca. Jadi melibatkan BRIN, BMKG dan TNI AU. Kita harapkan bisa membantu memitigasi situasi," tuturnya.
Table of Contents
Tentang Teknologi Modifikasi Cuaca
Teknologi modifikasi cuaca merupakan salah satu bentuk upaya yang dapat dilakukan manusia untuk memodifikasi cuaca dengan tujuan tertentu supaya mendapat kondisi cuaca sesuai keinginan.
Mengutip laman Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), modifikasi cuaca umumnya bertujuan untuk meningkatkan intensitas curah hujan di sebuah tempat atau bisa juga untuk kondisi sebaliknya.
Lihat Juga: Ingin Nonton MotoGP Mandalika 2022? Bisa Nginap Gratis di Kapal Loh, Ini Syaratnya!
Pada konteks pemanasan global yang menyebabkan perubahan iklim, TMC bisa jadi salah satu pilihan yang dapat diandalkan untuk mengurangi dampak kerugian yang bisa ditimbulkan oleh bencana yang disebabkan faktor cuaca dan iklim.
Cara kerja TMC
Umumnya masyarakat mengenal TMC menggunakan pesawat yang menyemai bahan berupa NaCI ke awan lewat udara. Namun, ternyata ada juga metode lainnya yang bisa menghantarkan bahan semai tersebut ke awan.
Lihat Juga: Meriahnya Parade MotoGP saat Marc Marquez cs Geber Motor di Jalan Protokol Ibu Kota
Para peneliti sudah mengembangkan cara penyemaian bahan semai ke awan melalui darat. Seperti menggunakan Ground Based Generator (GBG) dan Pohon Flare.
Kedua metode tersebut memiliki prinsip kerja yang sama, yakni dengan menargetkan awan orografik yang tumbuh di sekitar pegunungan. Tidak heran, kalau metode Pohon Flare dan CBG biasa digunakan di wilayah-wilayah yang memiliki topografi dataran tinggi.
TCM di Mandalika
Operasi TCM di Mandalika dilakukan atas permintaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang disampaikan ke BRIN pada 12 Maret 2022.
BMKG memberikan peringatan dini potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang di NTB. Selain itu, teknologi modifikasi cuaca di Mandalika juga berdasarkan permintaan Gubernur NTB terkait ditetapkannya status Siaga Darurat Bencana Banjir, Tanah Longsor dan Puting Beliung di NTB.
Lihat Juga: Cuaca Buruk, Race 1 WSBK Mandalika Ditunda
Koordinator Laboratorium Pengelolaan TMC, Budi Harsoyo, menyampaikan bahwa operasi teknologi modifikasi cuaca di Mandalika ini adalah jenis TMC yang digunakan untuk mengurangi curah hujan (rain enchacement).
Dalam beberapa tahun terakhir teknologi ini memang banyak digunakan untuk mitigasi bencana banjir maupun mendukung pembangunan infrastruktur nasional hingga acara kenegaraan yang digelar secara outdoor.