Pengertian Solder : Cara, jenis, Logam dan Proses Penyolderan dengan Flux

Date:

Pateri atau Solder adalah suatu proses penyambungan antara dua logam atau lebih dengan menggunakan panas untuk mencairkan bahan tambah sebagai penyambung, dan bahan pelat yang disambung tidak turut mencair. 

Ditinjau dari segi penggunaan panas maka proses penyolderan ini dibagi dalam dua kelompok, yakni solder lunak dan solder keras. Penggunaan solder dari berbagai jenis bahan, biasanya dititik beratkan pada kerapatan sambungan, bukan pada kekuatan sambungan terutama pada solder lunak.

Dalam melakukan proses penyolderan ini dibutuhkan flux yang berfungsi untuk membersihkan bahan serta sebagai unsur pemadu dan pelindung sewaktu terjadinya proses penyolderan.

Proses penyolderan ini dilakukan dengan beberapa langkah pengerjaan sebagai berikut :

  1. Persiapkan peralatan solder serta membersihkan bahan yang akan disolder. Batang solder selanjutnya dipanaskan pada tungku pemanas atau dengan listrik.
  2. Daerah bahan yang akan disolder dibersihkan dengan mengoleskan flux.
  3. Setelah kepala solder panas, letakanlah di atas bahan yang akan disolder, agar panas merata seluruhnya.
  4. Oleskanlah flux dan bahan tambah pada daerah yang akan disambung dengan menggunakan kepala solder yang panas. Sampai merata pada seluruh daerah bahan yang disambung.
  5. Hasil penyolderan yang baik dapat dilihat pada gambar di sebelah. Terlihat bahan tambah masuk kecelah – celah sambungan.

Dalam proses penyolderan bahan pelumer (flux) sangat diperlukan. Bahan pelumer disalurkan sebelum dan selama proses penyolderan. Gunanya untuk melarutkan lapisan oksid yang selalu ada pada per mukaan bahan dasar dan bahan solder secara kimiawi, dan mengubahnya menjadi terak cair, juga mencegah pembentukan oksid baru selama penvolderan. Suhu pemanasan dan besar celah harus tetap, oleh sebab itu perlu dicek ketika proses penyolderan berlangsung.

Penggunaan flux yang tepat adalah :

Flux
Flux
  • Flux harus dapat mengatasi oksid pada awal dan selama proses penyolderan.
  • Flux dapat ditambah air murni hingga berbentuk pasta dan dapat dicatkan pada permukaan yang akan disambung.
  • Penyolderan dilakukan saat flux masih lembab
  • Pemakaian flux dapat juga dilakukan dengan cara mencelupkan bahan tambah yang masih panas pada flux.

Flux bisa didapat dalam bentuk lapisan yang dibalutkan pada batang pengisi atau bisa dalam bentuk serbuk dan pasta.

MACAM – MACAM PENYOLDERAN

A. SOLDER LUNAK (BRAZE WELDING)

Solder Lunak
Dikelompokan menjadi 3 jenis yaitu keompok A,B dan C. Kel. Grup simbol. Kandungan. Suhu. Pengunaan. A. L-Pb Sn 20 Sb. L-Sn 63 Pb. 20% timah1,2% antimon, sisanya timbal. 63%timah sisanya timbel tanpa antimon. 1860C-2700C. 1830C. Alat pendingin, karoseri, dll. Elektronik. B. L-Sn 60 Pb Cu2. 63%timah 1,2%-2% tembaga sisanya timbel. 1830C-1900C. Peralatan. elektronik. C. L-Sn Ag5. 3-5% perak sisanya timbel. 2210C-2400C. Instalasi pipa baja murni.

Solder lunak adalah proses penyolderan yang menggunakan bahan tambah dari logam lunak, logam cair ini harus mencair pada suhu di bawah 450°C. Penyolderan ini diterapkan apabila diperlukan: jalur sambungan yang kedap, tidak terlalu pejal, dan tidak untuk menerima suhu yang tinggi.

Logam penyambung (solder) lunak

Jenis logam penyambung (solder) untuk penyolderan lunak, yang digunakan untuk menyambung logam-logam besar dikelompokkan menjadi menjadi tiga yaitu :

Pengertian Solder : Cara, jenis, Logam dan Proses Penyolderan dengan Flux
  1. Solder lunak timbel – timah dan timah – timbel
  2. Solder lunak timah – timbel dengan tambahan tembaga atau perak.
  3. Solder lunak istimewa

B. SOLDER KERAS (BRAZING)

Pengertian Solder : Cara, jenis, Logam dan Proses Penyolderan dengan Flux
Solder Keras

Solder keras adalah proses penyolderan yang menggunakan bahan tambah dari logam-logam yang agak keras (perak, kuningan, tembaga, dan sebagainya), dan logam solder mencair pada suhu di atas 450°C. Solder keras diterapkan apabila diinginkan ikatan yang lebih kokoh dan tahan terhadap suhu tinggi bila dibanding dengan ikatan solder ringan.

Terdapat beberapa jenis solder keras tembaga yang umum digunakan, di antaranya:

  1. Solder padat: Solder jenis ini umumnya terbuat dari paduan timah dan seng. Solder padat ini dapat digunakan untuk menghubungkan komponen elektronik ke papan sirkuit.
  2. Solder fluks terintegrasi: Solder ini sudah mengandung bahan fluks di dalamnya sehingga tidak perlu lagi mengaplikasikan fluks secara terpisah. Solder jenis ini umumnya digunakan untuk menyolder kabel, terminal, dan komponen kecil.
  3. Solder nyala: Solder jenis ini memiliki bahan tambahan yang dapat membuatnya meleleh pada suhu yang lebih rendah dari solder biasa. Solder nyala ini sering digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan pemanasan yang cepat dan singkat.
  4. Solder lebur rendah: Solder jenis ini memiliki titik lebur yang lebih rendah daripada solder padat biasa, sehingga cocok untuk digunakan pada komponen elektronik yang sensitif terhadap panas.
  5. Solder kawat: Solder ini memiliki bentuk seperti kawat yang lebih mudah diaplikasikan pada komponen yang sulit dijangkau. Solder kawat biasanya sudah dilapisi dengan bahan fluks sehingga dapat memudahkan proses penyolderan.

Proses penyolderan solder keras

  1. Bahan yang akan disambung harus bersih.
  2. Sisi pelat yang akan disambung harus diberi jarak antara pelat satu dengan pelat sambungan sekitar 0,10 mm.
  3. Flux yang digunakan harus dalam kondisi baik.
  4. Bahan yang akan disambung terlebih dahulu dipanaskan sampai merata sesuai dengan temperatur penyolderan. Pemansan bahan tidak dilakukan sampai mencair.
  5. Selanjutnya bahan tambah ujungnya dipanaskan, lalu dicelupkan pada flux, sehinga flux melekat pada bahan tambah.
  6. Setelah flux melekat pada bahan tambah maka bahan tambah dicairkan pada daerah yang akan disambung dengan pembakaran solder. Pencairan bahan tambah dilakukan secara merata, sampai cairan bahan tambah masuk kecelah–celah sambungan

7 JENIS PENYOLDERAN ATAU PEMATRIAN

Berdasarkan cara pengadaan energi panasnya, penyolderan/ pematrian dibagi dalam tujuh kelompok yaitu:

  1. Patri busur, di mana panas dihasilkan dari busur listrik dengan elektroda karbon atau dengan elektroda wolfram
  2. Patri gas, dimana panas ditimbulkan karena adanya nyala api gas
  3. Patri solder, di mana gas dipindahkan dari solder besi atau tembaga yang dipanaskan
  4. Patri tanur, di mana tanur digunakan sebagai sumber panas
  5. Patri induksi, di mana panas dihasilkan karana induksi listrik frekuensi tinggi
  6. Patri resistensi, di mana panas dihasilkan karena resitensi listrik
  7. Patri celup, di mana logam yang disambung dicelupkan ke dalam logam patri cair.

Demikianlah ulasan artikel ini, mengenai pengertian solder, cara penggunaanya, jenis-jenis solder / penyolderan dan proses penyolderan yang baik. Semoga informasi-informasi diatas dapat bermanfaat, Terima Kasih.

Share post:

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

More like this
Related