Kreativitas: Pengertian, Komponen dan Fakta

Date:

Kreativitas adalah kemampuan atau proses mental yang melibatkan generasi ide, konsep, atau solusi baru yang orisinal dan bernilai. Ini melibatkan kemampuan untuk berpikir di luar batasan yang ada, membuat asosiasi baru antara ide-ide yang ada, dan menghasilkan sesuatu yang baru dan unik. Kreativitas adalah inti dari inovasi dan kegiatan seni, serta memiliki peran penting dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk seni, sains, bisnis, dan teknologi.

Table of Contents

Komponen

Ada beberapa komponen yang terlibat dalam kreativitas:

1. Pembentukan Asosiasi: Sering melibatkan kemampuan untuk menghubungkan ide-ide atau konsep-konsep yang tampaknya tidak terkait satu sama lain. Ini dapat melibatkan melihat hubungan atau kesamaan yang tidak lazim antara berbagai elemen, dan menggabungkannya untuk menciptakan sesuatu yang baru.

2. Berpikir di Luar Batasan: Melibatkan kemampuan untuk berpikir di luar batasan atau paradigma yang ada. Ini mencakup mempertanyakan asumsi yang diterima, memecahkan masalah dengan cara yang tidak konvensional, dan menemukan solusi yang tidak terduga.

3. Fleksibilitas Pikiran: Melibatkan fleksibilitas pikiran yang memungkinkan untuk melihat masalah dari berbagai sudut pandang. Kemampuan untuk beradaptasi dan berpindah antara perspektif yang berbeda membantu dalam menghasilkan ide-ide baru dan inovatif.

4. Kemampuan Asosiasi Bebas: Kreativitas melibatkan kemampuan untuk berpikir bebas dan tanpa hambatan. Ini berarti menghilangkan pembatasan dan keterbatasan dalam berpikir dan memungkinkan ide-ide baru untuk muncul tanpa dibatasi oleh konvensi atau batasan yang ada.

5. Proses Nonlinear: Meringkali melibatkan proses pikiran yang nonlinier, yang berarti tidak mengikuti urutan langkah-langkah yang terstruktur atau terurut secara logis. Proses ini dapat melibatkan loncatan asosiatif, inspirasi mendadak, atau ide-ide yang muncul tanpa urutan yang jelas.

6. Keberanian Mengambil Risiko: Kreativitas juga melibatkan keberanian untuk mengambil risiko dan mencoba hal-hal baru. Inovasi sering kali terjadi ketika seseorang berani keluar dari zona nyaman mereka dan menghadapi ketidakpastian dalam mencari solusi yang baru dan berbeda.

Kreativitas dapat diterapkan dalam berbagai cara, termasuk dalam seni visual dan performatif, penulisan, desain, musik, ilmu pengetahuan, teknologi, bisnis, dan banyak lagi. Penting untuk diingat bahwa kreativitas adalah proses yang melibatkan eksplorasi, pemikiran bebas, dan ketidakterikatan pada cara-cara yang biasa. Ini adalah sumber daya berharga yang dapat membantu kita menciptakan sesuatu yang baru, memberikan solusi yang inovatif, dan mendorong perkembangan dalam berbagai bidang kehidupan.

Fakta Kreativitas

Berikut fakta-fakta tentang kreativitas:

  1. Kreativitas anak lebih tinggi dibandingkan orang dewasa
    Anak-anak secara alami memiliki potensi untuk menjadi kreatif. Dunia anak adalah sebuah dunia tanpa batas. Dimana aturan belumlah ada, sehingga mereka dapat dengan mudahnya menjelajahi dunia dan membuat kombinasi sesuka hatinya. Hal inilah yang pada akhirnya membuat anak seakan memiliki kreativitas yang lebih tinggi dibandingkan orang dewasa. Gardner dalam Claxton (2005) menyebutkan adanya dugaan perkembangan kreativitas yang tertuang dalam kemampuan seni anak, mengikuti bentuk ”U”.Penurunan terjadi ketika anak memasuki dunia sekolah, dimana pada saat itu anak mulai diperkenalkan dengan berbagai aturan dan perilaku konformitas. Namun, apabila pada masa ini orang-orang terdekat anak tetap memberikan dukungan dan dorongan untuk kreatif, seharusnya pada masa periode sebelum masa remaja, kreatif anak kembali meningkat. Jane M. Healy dalam Ferer (2009) juga menyebutkan adanya perbedaan jenis kreatif antara anak dan orang dewasa. Sampai dengan usia 7 tahun, kreatif yang muncul adalah kreativitas yang dilakukan secara spontan, tanpa adanya kesadaran akan aturan-aturan yang berlaku. Misalnya anak secara spontan mewarnai langit dengan warna merah muda.Hal ini dilakukan biasanya bukan karena dia menyadari bahwa gambar langit biasanya biru, tapi bisa jadi hanya karena anak menyukai warna merah muda, sehingga ia ingin mengisi ruang yang kosong di gambarnya dengan warna merah muda. Seiring dengan yang diungkapkan Gardner, pada usia sekolah (8 – 11 tahun), anak belajar berbagai kemampuan dan juga struktur dalam berpikir dan bertingkah laku. Menginjak usia 11 tahun keatas biasanya kreativitas spontan pada masa anak-anak telah menjelma menjadi bentuk kreatif yang lebih dewasa, dimana seseorang sudah dapat mengkombinasikan segala elemen (termasuk struktur dan aturan yang diajarkan di periode sebelumnya).
  2. Kreativitas adalah bakat, yang hanya bisa dimiliki oleh orang-orang tertentu
    Telah disepakati bahwa kreativitas adalah sesuatu yang dapat dibentuk, bukan terlahir begitu saja. Meskipun demikian para ahli masih belum sepenuhnya sepakat akan besarnya pengaruh-pengaruh tersebut. Ada ahli yang mempercayai bahwa, layaknya kemampuan berpikir yang lain, kreativitas adalah sesuatu yang secara potensial dimiliki oleh setiap orang dan perlu dilatih untuk dikuasai.Namun, ada juga yang mengatakan bahwa faktor lahir itu mungkin ada, bahwa secara potensi bisa jadi ada manusia yang memang lebih mudah untuk menjadi kreatif dibanding manusia lainnya. Akan tetapi kemudahan itu tidak lantas membuat manusia yang lain tidak dapat memiliki. Kebanyakan ahli menyetujui bahwa kreatif dapat diajarkan, dan dengan demikian ia dapat dimiliki oleh setiap manusia, meskipun mungkin dalam tingkatan yang berbeda.
  3. Kreatif, seni, dan ilmu pasti
    Seni dan kreatif memiliki sejarah panjang. Seni seringkali dikaitkan dengan kreativitas, bahwa contoh terbaik dari kreatif adalah para seniman dengan segala keunikannya. Hal tersebut seringkali menjauhkan kreativitas dari banyak kalangan, karena konotasi sangat positif maupun negatif yang dimiliki oleh seniman. Seni yang seringkali tidak memiliki batasan, memang memberikan banyak ruang bagi kreativitas untuk bernafas. Salah satu cara yang dipercaya untuk memperkenalkan kreativitas pada anak biasanya adalah melalui kegiatan seni, dimana anak dapat berkreasi sebebas-bebasnya, dan aturan benar salah relatif sulit untuk diterapkan.Akan tetapi di luar seni, dalam ilmu pasti misalnya (ilmu yang memiliki batasan secara alami), kreativitas tetap dapat tumbuh. Weisberg (2006) mengungkapkan salah satu perbedaan menarik di kedua bidang ini, yaitu dalam seni kreatif mendorong kita untuk menciptakan sesuatu yang belum pernah ada, sementara dalam ilmu pasti biasanya kreativitas mendorong kita untuk menemukan sesuatu yang sudah ada, namun belum ditemukan.Konsep ini tidak berlaku untuk penciptaan berbagai alat berdasarkan ilmu pasti yang belum ada sebelumnya, seperti telepon, roda, dan lain sebagainya. Dalam kasus ini di Ilmu Pasti juga digunakan untuk membuat temuan yang belum pernah ada sebelumnya. Berdasarkan hal ini, dapat disepakati bahwa kreatif ada dimana-mana, dan dapat diterapkan guna menghasilkan kemajuan atau perubahan dari setiap bidang ilmu.
  4. Kreativitas dekat dengan penyendiri
    Banyak ahli menyepakati bahwa perkembangan kreativitas juga banyak bergantung pada lingkungan, dan bagaimana individu tersebut berinteraksi dengan lingkungannya. Individu yang kreatif biasanya memang memiliki kemandirian dalam melakukan sesuatu. Hal ini dibutuhkan karena biasanya ide-ide baru yang ia miliki mungkin belum banyak dipahami dan dijalankan oleh banyak orang. Individu yang kreatif juga biasanya cenderung untuk memiliki motivasi internal dibanding eksternal.Oleh karena itu, mereka biasanya cenderung untuk membuat kemajuan atau perbaikan tidak berdasarkan patokan yang telah ditentukan orang lain. Individu yang kreatif biasanya memasang patokannya sendiri, sehingga ia tidak berhenti ketika ia telah berhasil mencapai apa yang telah dicapai orang lain. Ia akan terus membuat perbaikan untuk mencapai kepuasan dirinya. Dari sanalah tercipta sebuah kemajuan. Terlepas dari dua hal tersebut, individu yang kreatif biasanya adalah orang-orang yang memiliki pandangan yang terbuka.Terbuka akan perbedaan, dan terbuka akan masukan yang dapat membangun karyanya. Semua input ini, yang bisa didapat dari lingkungan sosial maupun dari berbagai sumber dapat menjadi dasar bagi individu untuk menciptakan atau memperbaiki karya kreatifnya. Oleh karena itu, seorang individu kreatif belum tentu seorang yang penyendiri, bisa jadi stimulus kreatifnya didapat dari pergaulannya dengan orang-orang di sekitarnya.
  5. Kreativitas adalah sebuah karya besar
    Seringkali dikaitkan dengan penciptaan sebuah karya besar.Seseorang baru dikatakan kreatif ketika ia berhasil menciptakan sesuatu yang diakui secara sosial sebagai karya kreatif atau temuan yang hebat. Akan tetapi saat ini muncul pandangan akan adanya dua jenis kreativitas, yang disebut ”Big C” dan ”Little C”. Big ”C” adalah kreativitas yang menghasilkan sebuah produk kreatif yang diakui secara luas, sementara Little”C” adalah sebuah bentuk kreativitas yang lain. Little ”C” lebih ke arah kreatif dalam kehidupan sehari-hari dimana bisa jadi seseorang menghasilkan sesuatu yang baru bagi dirinya, namun tidak bagi orang lain. Hal ini diakui tetap sebagai salah satu bentuknya.

Dari penjabaran diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kreativitas tidaklah lagi sebuah kemampuan yang berada di langit, ia merupakan kemampuan yang sangat membumi. Kreativitas ada dapat dimiliki oleh setiap manusia, dan terwujud dalam berbagai bentuk; dari penemuan sehari-hari sampai karya-karya seni besar. Jadi, ayo menjadi kreatif!

Share post:

More like this
Related