Kue Keranjang Imlek: Sejarah dan Resep

Date:

Kue Keranjang, atau yang dikenal juga sebagai Nian Gao, merupakan hidangan istimewa yang sering disajikan saat perayaan Tahun Baru Imlek

“Nian” berarti tahun dan “Gao” adalah kue, secara harfiah berarti “kue tahun baru”. Tradisi penyusunan Kue Keranjang saat ritual sembahyang bertujuan untuk mendatangkan berkah dan rezeki yang melimpah di awal tahun baru. Selain itu, menikmati Kue Keranjang di momen Imlek juga melambangkan kemakmuran bagi seluruh keluarga. 

Kue Keranjang memiliki bentuk bulat dan tekstur yang lembut seperti dodol, terbuat dari campuran tepung ketan dan gula Jawa yang memberikan rasa manis khas. Pembuatannya juga cukup sederhana dengan bahan-bahan yang mudah didapat. Untuk resep lengkapnya, simak di bawah ini.

Sejarah Kue Keranjang

Kue Ketan Manis ini dipercaya telah ada sejak ribuan tahun yang lalu sebagai persembahan kepada Dewa Dapur, yang dipercaya menghuni setiap rumah. Menurut cerita rakyat, pada akhir setiap tahun, Dewa Dapur akan memberikan “laporan tahunan” kepada Kaisar Giok. Untuk mencegahnya memberikan laporan yang tidak menguntungkan tentang rumah mereka, masyarakat memberikan kue dodol China ini sebagai suap. Karena itu, kue ini selalu disiapkan sebagai persembahan sebelum Tahun Baru Imlek.

Ada juga legenda yang mengisahkan bahwa setelah kematian Wu Zixu, seorang jenderal dan politisi pada periode Kerajaan Wu (771–476 SM), raja Yue, Goujian, menyerang ibu kota Wu. Para prajurit dan warga Wu terjebak di kota tanpa persediaan makanan, dan banyak yang mati kelaparan selama pengepungan. Mengingat nasihat dari Wu Zixu, “Jika negara sedang kesulitan dan membutuhkan makanan, pergilah dan gali 3 kaki di bawah tembok kota dan ambil makanan.” Para prajurit mengikuti nasihat tersebut dan menemukan bahwa fondasi tembok tersebut terbuat dari bahan khusus, tepung beras ketan. Makanan itulah yang menyelamatkan banyak orang dari kelaparan. Sejak saat itu, orang membuat kue dari tepung beras ketan yang dikenal sebagai kue keranjang setiap tahunnya untuk mengenang Wu Zixu.

Nama “kue keranjang” berasal dari budaya dan sejarah Tionghoa. Dalam bahasa Hokkien, kue ini disebut sebagai “tiⁿ-kóe”. Nama “kue keranjang” merujuk pada wadah cetaknya yang berbentuk keranjang, sehingga disebut demikian. Di beberapa daerah di Jawa Timur, kue ini juga dikenal sebagai kue keranjang karena dicetak dalam “keranjang” bolong kecil.

Resep Kue Keranjang

Resep Kue Keranjang

Bahan-Bahan:

  • 100 gr tepung ketan
  • 50 gr tepung sagu
  • 50 gr tepung beras
  • 200 ml air
  • 200 gr gula merah, sisir halus
  • 1 sdt garam
  • 1 lembar daun pandan

Cara Membuat:

  1. Siapkan panci, masukkan air, gula merah, daun pandan, dan garam, lalu letakkan diatas kompor, dan nyalakan api.
  2. Rebus bahan-bahan hingga larut dan tercampur secara merata.
  3. Jika sudah matang, maka saring lalu dinginkan sejenak.
  4. Siapkan wadah lain, masukkan tepung ketan, tepung sagu, dan tepung beras.
  5. Tuangkan juga larutan gula tadi dan aduklah dengan menggunakan whisk.
  6. Siapkan cetakan kue, oleskan dengan sedikit minyak, dan tuangkan adonan tepung tadi ke dalam cetakan hingga penuh.
  7. Kukus adonan selama kurang lebih hingga 3 jam.
  8. Jika sudah, maka angkat dan dinginkan.
  9. Keluarkan kue dari dalam cetakan dan sajikan di atas piring saji.
  10. Kue Keranjang siap untuk disantap.

Share post:

More like this
Related