Gumoh Pada Bayi: Penyebab dan Cara Mengatasinya

Date:

Gumoh adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan tindakan keluarnya isi lambung atau isi perut kembali ke dalam kerongkongan atau mulut. Ini sering terjadi pada bayi yang belum bisa mengontrol pergerakan otot-otot mereka dengan baik. 

Gumoh pada bayi biasanya terjadi setelah makan, dan dapat terlihat seperti muntah ringan atau regurgitasi makanan. Hal ini umumnya dianggap sebagai gejala normal pada bayi dan anak-anak kecil, tetapi jika berlangsung berlebihan atau disertai dengan masalah kesehatan lainnya, dapat menjadi perhatian medis.

“Cairan yang masuk di tubuh bayi akan mencari posisi yang paling rendah. Nah, bila ada makanan yang masuk ke oserfagus atau saluran sebelum ke lambung, maka ada refleks yang bisa menyebabkan bayi muntah,” terang Kishore.

Lambung yang penuh juga bisa bikin bayi gumoh. Ini terjadi karena makanan yang terdahulu belum sampai ke usus, sudah diisi makanan lagi. Akibatnya si bayi muntah.

Baca Juga: Pneumonia Pada Anak: Gejala dan Penyebab

“Lambung bayi punya kapasitasnya sendiri. Misalnya bayi umur sebulan, ada yang sehari bisa minum 100 cc, tapi ada juga yang 120 cc. Nah, si ibu harus tahu kapasitas bayinya. Jangan karena bayi tetangganya minum 150 cc lantas si ibu memaksakan bayinya juga harus minum 150 cc, padahal kapasitasnya cuma 120. Jelas si bayi muntah.”

Penyebab Bayi Gumoh

Bayi sering gumoh karena beberapa faktor yang berkaitan dengan sistem pencernaan mereka yang belum sepenuhnya matang. Berikut adalah beberapa alasan mengapa bayi sering gumoh:

  1. Refleks Muntah: Sistem pencernaan bayi yang masih belum sepenuhnya matang dapat membuat mereka cenderung untuk gumoh setelah makan. Ini adalah respons alami tubuh untuk menghindari overfeeding.
  2. Konsumsi Terlalu Banyak Susu: Jika bayi minum terlalu banyak susu dalam satu waktu, lambungnya mungkin tidak dapat menampungnya semua, dan sebagian isi lambung dapat kembali ke atas.
  3. Posisi Tubuh: Kadang-kadang posisi tubuh bayi saat makan atau setelah makan dapat mempengaruhi kemungkinan gumoh. Misalnya, jika bayi terlalu horizontal saat makan, hal ini dapat meningkatkan risiko gumoh.
  4. Iritasi Lambung: Iritasi lambung, misalnya karena refluks asam lambung, infeksi, atau alergi makanan, dapat menyebabkan bayi gumoh.
  5. Kebiasaan Makan: Beberapa bayi memiliki kebiasaan makan yang cepat atau rakus, dan ini dapat menyebabkan mereka menelan udara lebih banyak selama makan, yang kemudian dapat menghasilkan gumoh.
  6. Stenosis Pylorus: Ini adalah kondisi medis langka di mana otot di antara lambung dan usus halus bayi menjadi terlalu tebal, menyebabkan makanan sulit untuk melewati. Ini bisa menyebabkan gumoh yang kuat dan berulang.
  7. Alergi Makanan: Beberapa bayi mungkin memiliki alergi terhadap komponen tertentu dalam makanan yang mereka konsumsi, dan ini dapat menyebabkan reaksi yang termasuk gumoh.

Konsultasikan dengan dokter jika Anda merasa bahwa gumoh bayi Anda terlalu sering, berlebihan, atau disertai dengan tanda-tanda lain seperti kesulitan makan, pertumbuhan yang lambat, atau iritabilitas yang berlebihan. Dokter dapat membantu menilai penyebabnya dan memberikan saran atau perawatan yang sesuai jika diperlukan.

Baca Juga: Obat Sakit Gigi Berlubang Untuk Anak dan Dewasa

Muntah pada bayi bukan cuma keluar dari mulut, tapi juga bisa dari hidung. Tapi tak usah cemas. Hal ini terjadi karena mulut, hidung, dan tenggorokan punya saluran yang berhubungan. Pada saat muntah, ada sebagian yang keluar dari mulut dan sebagian lagi dari hidung. Mungkin karena muntahnya banyak dan tak semuanya bisa keluar dari mulut, maka cairan itu mencari jalan keluar lewat hidung.

Yang perlu dikhawatirkan, seperti dituturkan Kishore, bila si bayi tersedak dan muntahnya masuk ke saluran pernafasan alias paru-paru. “Nah, itu yang bahaya,” ujarnya. Lebih bahaya lagi jika si bayi tersedak susu yang sudah masuk ke lambung karena sudah mengandung asam dan akan merusak paru-paru. Jika ini yang terjadi, tak ada pilihan lain kecuali membawanya ke dokter.

Untuk mencegah kemungkinan tersedak, Kishore menganjurkan agar setiap kali bayi muntah selalu dimiringkan badannya. Akan lebih baik jika sebelum si bayi muntah (saat menunjukkan tanda-tanda akan muntah) segera dimiringkan atau ditengkurapkan atau diberdirikan sambil ditepuk-tepuk punggungnya.

Adakalanya ibu yang kasihan melihat bayinya muntah lalu diberi minum lagi. Menurut Kishore, boleh-boleh saja, “Asal proses muntahnya sudah dibersihkan sehingga tak ada lagi sisa muntah. Kalau muntahnya masih ada terus diberi minum lagi, si bayi bisa kelepekan sehingga masuk ke saluran nafas.”

Soal sampai kapan si bayi berhenti muntah dalam arti gumoh, menurut lulusan FK Universitas Airlangga Surabaya yang mengambil spesialisasinya di FKUI ini, tak sama pada setiap bayi. Tapi pada umumnya, setelah si bayi mulai bisa duduk dan berdiri, biasanya frekuensi muntahnya berkurang banyak karena cairan turun ke bawah menjadi lebih gampang.

Share post:

More like this
Related