Rabies: Vaksin, Pencegahan, dan Gejala

Date:

Rabies adalah penyakit yang disebabkan oleh virus rabies yang ditularkan melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi. Ketika seseorang terkena rabies, virus tersebut menyerang sistem saraf pusat, termasuk otak, yang dapat menyebabkan perubahan perilaku, kegelisahan, kesulitan menelan, kejang, dan gangguan neurologis lainnya. Gejala lainnya termasuk demam, sakit kepala, dan kelelahan.

Tingkat kematian akibat rabies sangat tinggi. Setelah munculnya gejala, rabies hampir selalu berakibat fatal. Oleh karena itu, penting untuk segera mencari pertolongan medis setelah terkena gigitan hewan yang dicurigai terinfeksi rabies.

Vaksin Rabies

Vaksin rabies pertama kali dikembangkan oleh ilmuwan Perancis bernama Louis Pasteur pada tahun 1885. Pasteur bekerja sama dengan rekannya, Emile Roux, untuk mengembangkan vaksin tersebut. Mereka menggunakan metode yang dikenal sebagai vaksin rabies Pasteur, yang melibatkan penggunaan virus rabies yang dilemahkan secara buatan. Penemuan vaksin rabies oleh Louis Pasteur dianggap sebagai salah satu terobosan besar dalam dunia medis dan memberikan fondasi bagi pengembangan vaksinasi modern.

Sayangnya, saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan rabies pada manusia setelah gejala muncul. Oleh karena itu, pencegahan yang efektif sangatlah penting. Vaksinasi rabies diberikan sebagai langkah pencegahan bagi mereka yang berisiko tinggi terpapar virus rabies, seperti petugas kesehatan, pekerja laboratorium, atau orang yang tinggal di daerah dengan tingkat rabies yang tinggi.

Rabies sulit diobati karena virus tersebut menyebar dengan cepat ke sistem saraf dan menginfeksi otak. Selain itu, gejala rabies muncul ketika virus telah menyebar secara luas dalam tubuh, sehingga pengobatan menjadi lebih sulit. Karena keparahan dan tingkat kematian yang tinggi, pencegahan melalui vaksinasi dan tindakan pencegahan lainnya tetap menjadi pendekatan utama dalam mengatasi rabies pada manusia.

Pencegahan Rabies

Pencegahan rabies melibatkan beberapa langkah penting, berikut ini adalah beberapa cara untuk mencegah rabies:

  1. Vaksinasi hewan: Vaksinasi anjing dan hewan peliharaan lainnya adalah langkah utama dalam pencegahan rabies. Pastikan hewan peliharaan Anda mendapatkan vaksin rabies secara teratur sesuai dengan jadwal yang direkomendasikan oleh dokter hewan.
  2. Hindari kontak dengan hewan liar: Menghindari kontak langsung dengan hewan liar, terutama anjing liar dan hewan mamalia lainnya yang berpotensi terinfeksi rabies, dapat membantu mencegah penularan penyakit. Jangan memberi makan atau menyentuh hewan liar dan hindari area yang diketahui menjadi habitat hewan liar.
  3. Hindari gigitan hewan yang tidak dikenal: Jika Anda berada di daerah di mana rabies masih ada, hindari gigitan atau cakaran dari hewan yang tidak dikenal atau yang tampak sakit. Jangan mengganggu hewan liar dan jangan mencoba menangani hewan yang tidak terlatih tanpa pengawasan yang tepat.
  4. Cuci luka dengan sabun dan air: Jika Anda tergigit atau terluka oleh hewan yang dicurigai terinfeksi rabies, segera cuci luka dengan sabun dan air mengalir selama 15 menit. Membersihkan luka dengan sabun dapat membantu mengurangi jumlah virus yang masuk ke dalam tubuh.
  5. Konsultasikan dengan profesional medis: Setelah kontak dengan hewan yang dicurigai terinfeksi rabies, segera konsultasikan dengan profesional medis. Mereka akan memberikan perawatan yang tepat, termasuk pemberian vaksin rabies pasca-paparan jika diperlukan.
  6. Edukasi masyarakat: Penting untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya rabies dan langkah-langkah pencegahannya. Menyebarkan pengetahuan tentang vaksinasi hewan, tindakan aman saat berinteraksi dengan hewan, dan tanda-tanda rabies dapat membantu meningkatkan kesadaran dan melindungi masyarakat dari penyakit ini.

Dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat, seperti vaksinasi hewan yang teratur dan menghindari kontak dengan hewan liar, kita dapat membantu mengurangi risiko terkena rabies dan melindungi diri sendiri serta hewan peliharaan dari penyakit yang mematikan ini.

Penanganan Penderita Rabies

Penanganan penderita rabies melibatkan langkah-langkah berikut:

  1. Pencarian perawatan medis segera: Jika seseorang dicurigai terinfeksi rabies, sangat penting untuk mencari perawatan medis segera. Rabies merupakan penyakit yang fatal, dan pengobatan yang tepat dapat membantu memperlambat perkembangan penyakit dan memberikan perawatan yang sesuai.
  2. Perawatan luka: Jika terjadi gigitan atau cakaran dari hewan yang dicurigai terinfeksi rabies, luka tersebut harus segera dibersihkan dengan air mengalir dan sabun selama setidaknya 15 menit. Membersihkan luka dengan sabun membantu mengurangi jumlah virus yang masuk ke dalam tubuh.
  3. Vaksinasi pasca-paparan: Setelah terkena gigitan hewan yang dicurigai terinfeksi rabies, dokter akan memberikan vaksin rabies pasca-paparan. Vaksin ini bertujuan untuk merangsang sistem kekebalan tubuh untuk melawan virus rabies. Vaksinasi pasca-paparan harus dimulai sesegera mungkin setelah kontak dengan hewan yang dicurigai terinfeksi rabies.
  4. Imunoglobulin rabies: Selain vaksinasi pasca-paparan, dokter juga dapat memberikan imunoglobulin rabies, yang merupakan serum yang mengandung antibodi spesifik untuk virus rabies. Imunoglobulin rabies diberikan secara langsung di sekitar luka gigitan untuk membantu melawan virus yang mungkin telah masuk ke dalam tubuh.
  5. Perawatan suportif: Selama perawatan, perawatan suportif akan diberikan untuk mengatasi gejala dan memberikan kenyamanan kepada penderita. Ini dapat mencakup pengobatan untuk mengendalikan kejang, rasa sakit, demam, dan dehidrasi.

Sayangnya, setelah gejala rabies muncul, penyakit ini hampir selalu berakibat fatal. Oleh karena itu, pencegahan melalui vaksinasi dan tindakan pencegahan lainnya sangat penting dalam mengatasi rabies. Jika ada kecurigaan terkena rabies, segera cari perawatan medis yang tepat dan ikuti petunjuk dari tenaga medis yang berwenang.

Ciri Ciri Anjing dan Kucing Rabies

Ciri ciri anjing terkena Rabies
Ciri ciri anjing terkena Rabies

Berikut adalah beberapa ciri-ciri yang dapat mengindikasikan bahwa anjing atau kucing terkena rabies:

  1. Perubahan perilaku: Hewan yang terkena rabies dapat mengalami perubahan perilaku yang mencolok. Mereka mungkin menjadi lebih agresif atau gelisah, atau sebaliknya, menjadi lemas dan menghindari interaksi dengan manusia atau hewan lainnya.
  2. Gigitan atau cakaran tidak wajar: Anjing atau kucing yang terinfeksi rabies mungkin akan menggigit atau mencakar tanpa alasan yang jelas. Mereka dapat menyerang orang, hewan, atau objek secara tiba-tiba dan tanpa provokasi.
  3. Kekurangan koordinasi: Rabies dapat mempengaruhi sistem saraf dan menyebabkan kelemahan otot, kekakuan, atau gangguan koordinasi pada gerakan hewan. Mereka mungkin terlihat goyah atau tidak stabil saat berjalan.
  4. Gangguan neurologis: Hewan yang terkena rabies dapat mengalami gangguan neurologis seperti kejang, tremor, atau kelumpuhan pada anggota tubuh tertentu.
  5. Hipersalivasi: Rabies seringkali menyebabkan hipersalivasi atau produksi air liur berlebihan. Anjing atau kucing yang terinfeksi rabies dapat mengalami mulut yang berbusa karena air liur yang berlebihan.
  6. Perubahan suara: Rabies dapat mempengaruhi fungsi saraf yang mengendalikan vokalisasi hewan. Anjing atau kucing yang terinfeksi rabies dapat menghasilkan suara tidak biasa, seperti suara serak, meraung, atau melenguh.

Namun, penting untuk diingat bahwa gejala rabies pada anjing atau kucing dapat bervariasi, dan tidak semua hewan yang terinfeksi akan menunjukkan semua ciri-ciri ini. Jika Anda mencurigai adanya rabies pada anjing atau kucing, hindari kontak langsung dengan hewan tersebut dan segera laporkan kepada pihak berwenang setempat atau dokter hewan untuk tindakan selanjutnya.

Berikut Buku saku tentang Rabies yang Lopers bisa download di bawah ini:

Share post:

More like this
Related