FWB: Panduan, Risiko, dan Batasan Hubungan Friends with Benefits

Date:

Fenomena FWB pada awalnya berasal dari luar negeri, di mana budaya pertemanan berbeda dengan budaya interpersonal yang umum di Indonesia. Hubungan persahabatan antara individu berbeda jenis seringkali menjadi situasi yang rumit.

Kesulitan muncul karena banyak orang merasa sulit untuk menjalin pertemanan yang murni dengan lawan jenis tanpa adanya keterlibatan emosional. Inilah yang menjadi latar belakang dari istilah FWB atau friend with benefits.

Apa itu FWB (Friends with Benefits)?

Apa itu FWB (Friends with Benefits)?

FWB atau Friends with Benefits merujuk pada jenis hubungan pertemanan antara individu berlawanan jenis yang mengharapkan keuntungan tertentu, terutama dalam hal memuaskan kebutuhan seksual satu sama lain. Ini merupakan istilah yang populer di kalangan generasi milenial untuk menggambarkan hubungan seksual tanpa komitmen.

Menurut Dictionary, friends with benefits terjadi ketika dua orang terlibat dalam aktivitas seksual tanpa ikatan komitmen romantis. Pandangan lain dari Meagan Drillinger, Founder Vaera Journeys, menyebutkan bahwa FWB adalah jenis hubungan di mana dua individu yang memiliki ikatan pertemanan memanfaatkan hubungan tersebut untuk kebutuhan seksual.

Secara keseluruhan, istilah friends with benefits secara khusus mengacu pada pemenuhan kebutuhan seksual tanpa adanya komitmen romantis atau hubungan yang lebih dalam. Bahkan, istilah ini pernah menjadi judul film yang diperankan oleh Justin Timberlake dan Mila Kunis, yaitu “Friends with Benefits”.

Role Friends with Benefits (FWB)

Aturan-aturan yang perlu dipahami dalam menjalani Friends with Benefits dapat menjadi landasan penting dalam mengelola hubungan yang rumit ini. Beberapa peraturan yang sering dianggap penting dalam dinamika FWB adalah sebagai berikut:

1. Menjaga Keseimbangan Emosional

FWB membutuhkan kemampuan untuk memisahkan emosi dari hubungan tersebut. Penting untuk tidak terjerat dalam perasaan yang lebih dalam dan mengingat bahwa hubungan ini hanya sebatas teman dengan manfaat seksual, tanpa keterikatan emosional yang lebih dalam.

2. Keharusan Kejujuran

Kejujuran sejak awal adalah kunci dalam FWB. Mengkomunikasikan niat dan harapan dari hubungan ini menjadi hal penting. Juga, penting untuk berbicara terbuka jika ada interaksi seksual dengan orang lain untuk menghindari kebingungan dan melindungi kesejahteraan emosional pasangan.

3. Mencegah Perkembangan Perasaan

Menghindari zona nyaman yang bisa memicu perkembangan perasaan terhadap pasangan adalah penting. FWB tidak ditujukan untuk membangun masa depan bersama, melainkan untuk mendapatkan kesenangan seksual sesaat.

4. Bertanggung Jawab dalam Seksualitas

Beberapa pasangan FWB sepakat bahwa mereka dapat berhubungan seks dengan orang lain. Namun, hal ini harus dilakukan secara bertanggung jawab untuk mencegah penularan penyakit menular seksual dan perlu adanya kesadaran terkait hal ini.

5. Praktik Aman

Melakukan aktivitas seksual dengan menggunakan pengaman adalah penting dalam FWB. Ini tidak hanya untuk mencegah kehamilan tidak diinginkan, tetapi juga untuk melindungi diri dari risiko penyakit menular seksual yang meningkat karena adanya hubungan seksual yang berbeda-beda.

6. Komunikasi tentang Akhir Hubungan FWB

FWB bukanlah hubungan yang akan berlangsung selamanya. Komunikasi terbuka tentang akhir dari hubungan ini penting. Kedua belah pihak harus siap jika suatu saat nanti salah satu dari mereka menemukan hubungan yang lebih serius.

Aturan-aturan ini membantu menjaga batasan dan memberikan pemahaman yang jelas bahwa friends with benefits merupakan hubungan yang tidak berkomitmen secara romantis. Komunikasi terbuka, kesadaran diri, dan kejujuran menjadi kunci untuk menjaga keseimbangan dan kejelasan dalam dinamika hubungan FWB.

Baca Juga: 6 Cara Mencari Teman Curhat yang Baik dan Dapat Dipercaya

Risiko Menjalani Hubungan FWB (Friends with Benefits)

Hubungan Friends with Benefits memang dapat memberikan kesenangan, tetapi juga memiliki sejumlah risiko yang perlu dipertimbangkan. Berikut adalah beberapa risiko yang mungkin terjadi selama menjalani hubungan FWB:

1. Menghambat Potensi Hubungan Serius

FWB dapat menghambat potensi datangnya hubungan yang lebih serius. Terlibat dalam friends with benefits bisa membuat sulit bagi orang lain untuk mendekati kita karena mengetahui hubungan dekat kita dengan pasangan friends with benefits. Fokus dan waktu yang dialokasikan untuk friends with benefits juga dapat menghalangi kesempatan menemukan pasangan hidup yang lebih berarti.

2. Timbulnya Perasaan dalam Hubungan Friends With Benefits

Pada friends with benefits, memisahkan antara seks dan perasaan bisa rumit. Timbulnya perasaan cinta pada pasangan FWB bisa menjadi masalah karena tidak semua orang memiliki perasaan yang seimbang. Hal ini dapat menyakiti salah satu pihak dalam hubungan.

3. Kehamilan Tidak Direncanakan

friends with benefits yang berfokus pada seksualitas bisa berisiko terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan. Keamanan yang terasa dalam hubungan FWB kadang membuat pasangan lupa menggunakan kontrasepsi, meningkatkan risiko kehamilan yang tidak direncanakan.

4. Risiko Penyakit Menular Seksual (PMS)

Meskipun tidak semua hubungan friends with benefits melibatkan seks, banyak yang mengejar kepuasan seksual. Risiko terkena penyakit menular seksual meningkat karena seringnya hubungan seksual tanpa pengaman. Ketidakpastian terhadap pasangan FWB yang juga memiliki hubungan seks dengan orang lain dapat meningkatkan risiko terjangkitnya penyakit seperti HIV, gonore, dan lainnya.

Hubungan FWB bukanlah pilihan yang tepat bagi semua orang, terutama yang berorientasi pada hubungan yang serius. Penting untuk selalu mempertimbangkan risiko yang ada sebelum terlibat dalam friends with benefits, dan jika terlibat, upayakan untuk selalu mengutamakan keselamatan diri sendiri dengan menggunakan pengaman saat berhubungan intim. Mengetahui risiko-risiko ini bisa membantu dalam membuat keputusan yang lebih bijak terkait jenis hubungan yang akan dijalani.

Share post:

More like this
Related