Dirut Taspen diduga Gelapkan Dana Rp300 Triliun Untuk Kampanye Capres

Date:

Dirut Taspen (Persero) Antonius Nicholas Stephanus (ANS) Kosasih sedang menghadapi tudingan serius atas dugaan penggelapan dana investasi yang berasal dari tabungan dan asuransi pegawai negeri. Nilai dana yang diduga digelapkan mencapai luar biasa, mencapai Rp 300 triliun.

Data dari hasil audit per tanggal 31 Desember 2022, yang baru-baru ini kami terima dari Loper Online, mengungkapkan bahwa total aset Taspen mencapai Rp345,7 triliun. Portofolio investasinya didominasi oleh obligasi pemerintah (55,6%), deposito (13,2%), dan sukuk (16,5%).

Taspen tampaknya sangat berhati-hati dalam menempatkan dana investasinya, menghindari instrumen yang dianggap berisiko tinggi. Ini terlihat dari fakta bahwa hanya sekitar 7% dari dana investasi mereka diinvestasikan dalam reksadana, sementara saham hanya mencapai 3,9%.

Sementara sisanya, sekitar 1,7% dari total dana investasi ditempatkan dalam Surat Utang Jangka Menengah (MTN), dan sejumlah kecil lagi diinvestasikan secara langsung, dalam entitas asosiasi, properti, dan efek beragun aset.

Sekretaris Korporasi PT Taspen, Yoka Krisma Wijaya, menjelaskan bahwa perusahaan tunduk pada regulasi ketat terkait penempatan investasi, termasuk Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No 52/PMK.02/2021 dan PMK No. 66/PMK.02/2021. Dia juga menegaskan bahwa Taspen secara berkala memberikan laporan pengelolaan dana investasinya kepada Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan, dan OJK.

Untuk mencapai target hasil investasi, Taspen telah mengurangi eksposur mereka terhadap saham dan reksadana pada tahun 2022. Mereka menjual sejumlah saham dengan total transaksi penjualan mencapai Rp15,7 triliun, sementara pembelian saham mencapai Rp12,5 triliun. Akibatnya, Taspen mencatat net sell sebesar Rp3,2 triliun dengan Yield On Investment sekitar 10,7%.

Tentang reksadana, selain aksi ambil untung yang dilakukan untuk mencapai hasil investasi, ada juga instrumen Reksadana Penyertaan Terbatas (RDPT) yang jatuh tempo dan pelunasan yang dipercepat, yang memberikan Taspen imbal hasil lebih awal.

Yoka meyakini bahwa hasil audit tidak menunjukkan adanya penurunan nilai investasi dalam instrumen saham dan reksadana sebagai akibat dari transaksi ini. Penjualan saham dan pencairan reksadana telah mengurangi jumlahnya, tetapi pendapatan yang diperoleh dari transaksi ini telah diinvestasikan kembali dalam instrumen investasi lainnya seperti deposito dan obligasi.

Sementara itu, penyelidikan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus berlanjut di PT Taspen, termasuk pemeriksaan mantan istri Dirut Taspen, ANS Kosasih, sebagai saksi. ANS Kosasih sebelumnya menjadi sorotan karena dituduh menggunakan dana sebesar Rp 300 triliun untuk kepentingan kampanye Calon Presiden (Capres) dalam Pemilu 2024, suatu tuduhan yang telah dibantah oleh Taspen berdasarkan hasil audit BPK-RI dari tahun 2018 hingga 2022 yang tidak menemukan kejanggalan penggunaan dana.

Share post:

More like this
Related