Maulid Nabi 2023: Tanggal, Sejarah, dan Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW

Date:

Maulid Nabi 2023 akan jatuh pada akhir bulan September, yang juga merupakan hari libur nasional. Perayaan ini merupakan hari besar yang memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW pada bulan Rabiul Awal. Pada abad ke-15, Imam Jalaluddin as-Suyuthi mencatat dalam kitabnya, “Husnul Maqshid fi ‘Amalil Maulid,” bahwa Raja Irbil, Raja al-Mudzaffar Abu Said Kukburi bin Zainuddin Ali bin Biktikin, adalah orang pertama yang merayakan Maulid Nabi.

Raja al-Mudzaffar dikenal sebagai seorang penguasa yang agung dan mulia. Ia juga berperan dalam memajukan Masjid Jami’ al-Mudzaffari di Safah Qayisun. Ibnu Katsir, seorang sejarawan dan ahli tafsir, mencatat dalam karyanya bahwa Raja al-Mudzaffar mengadakan perayaan Maulid Nabi yang besar pada bulan Rabiul Awal. Dalam perayaan ini, Raja al-Mudzaffar menyediakan hidangan mewah seperti 5.000 kepala kambing goreng, 10.000 ayam, 100 kuda, 100.000 burung zabadiyah, dan 30.000 bejana besar berisi manisan.

Perayaan Maulid Nabi ini dihadiri oleh ulama besar dan ulama sufi, yang dijamu oleh sang raja mulai dari Dzuhur hingga Subuh. Kisah perayaan ini bahkan diabadikan oleh Syaikh Abu Khattab Ibnu Dihyah dalam kitabnya yang berjudul “at-Tanwir fi Maulid al-Basyir an-Nadzir,” yang kemudian diberikan sebagai hadiah kepada Raja al-Mudzaffar, yang memberinya imbalan sebesar 10.000 dinar.

Maulid Nabi 2023 akan jatuh pada tanggal 28 September 2023, sesuai dengan kalender Hijriah Indonesia. Pemerintah telah menetapkan tanggal ini sebagai hari libur nasional berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 menteri tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2023.

Tanggal 12 Rabiul Awal, yang merupakan tanggal kelahiran Nabi Muhammad SAW, memiliki makna khusus bagi umat Islam. Menurut Ibnu Hisyam dalam “Sirah Nabawiyah,” Nabi Muhammad SAW lahir pada hari Senin, 12 Rabiul Awal, Tahun Gajah, yang diperkirakan terjadi pada tahun 570 atau 571 Masehi. Beberapa peristiwa penting juga terjadi sebelum kelahiran Nabi, seperti cahaya yang keluar dari ibunda Nabi Muhammad SAW, Siti Aminah, dan upaya gagal pasukan bergajah untuk menghancurkan Ka’bah, yang digagalkan oleh Allah SWT. Setelah kelahiran Nabi Muhammad SAW, kakeknya, Abdul Muthalib, membawanya ke Ka’bah untuk berdoa sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah atas kelahiran yang istimewa ini.

Share post:

More like this
Related